Saturday, June 7, 2014

Matahari dan Bulan

Matahari dan Bulan . .



"Selamat pagi Matahari",ucap Bulan dan suatu ketika terdengar "Selamat malam Bulan", kata Matahari. Mereka sama halnya dengan 2 anak kecil yang selalu bermain bersama. Sederhana dan tidak berharap apa-apa. Seperti itu. Seperti itu saja .

Alangkah lucunya melihatnya. pada 1 frame namun berbeda cerita. Mendampingkan sesuatu yang berbeda namun mereka harus selalu didampingkan. Karena apa? Karena ini memang takdir? Bukan. Memang harusnya seperti ini.

Dulu, tepatnya ketika bumi diciptakan, Matahari dan Bulan masih sangat belia. Mereka masih sangat muda untuk menyadari apa halnya mereka ada.

Tapi berbeda dengan esoknya. Matahari sedang ingin bersinar sepanjang hari. Bulan yang memang belum muncul tidak bisa berbuat apa-apa. Manusia pun merasa sangat terbakar. Hanya ada cahaya yang sangat silau dan menyengat.


Suatu ketika matahari dan memberikan sinarnya kepada bumi kami, bumi manusia. Setelah itu diiringi senja Matahari beristirahat seraya berbisik,"Waktu ini untukmu".

Bulan pun bertanya-tanya, "Kenapa engkau mau berbagi tempat denganku? Aku merasa nyaman sungguh. Karena tidak harus memberikan cahayaku pada manusia yang tamak dan tidak menghargaiku.

Sepertinya wajar saja karena mereka masih sangat belia memang.

Matahari hanya tersenyum seiring dia mulai membenamkan dirinya di sore itu. Bulan pun terlihat sangat enggan menyinari bumi malam itu. Namun tidak ada lagi tempat untuknya beristirahat. Karena apa? Karena tempat beristirahatnya sudah diambil alih oleh matahari.

Bulan memang berbeda dengan matahari. Matahari yang kedatangannya selalu ditunggu selalu menjadi primadona. Bulan hanya sesekali menampakkan dirinya secara utuh. dan tidak semua manusia menunggunya.

Tapi sesungguhnya siapa yang memikirkan manusia yang membutuhkan keindahan dimalam hari atau sebagian yang menginginkan cahaya di malam hari? Bulan saja dan dia menjawabnya.

Suatu ketika matahari merasa sudah cukup. dia pun kembali tersenyum dan berkata kepada bulan,"Waktu ini untukmu". Berkurang rasa ingin tahu sang bulan saat itu. Lalu dia kembali menyinari bumi dan hanya diam saja. Tidak bertanya apapun kepada matahari.]

Esoknya saat hendak terbit, bulan tersenyum kepada matahari Dan berkata,"Waktu ini sudah bukan untukmu namun kewajibanmu". 

Dan seterusnya. Mereka sesekali tersenyum. Bersenda gurau namun tidak pernah ada perselisihan lagi ataupun ada salah satu dari mereka merebut waktu yang lainnya. Sepertinya perselisihan hanya untuk mengisi waktu luang.

1 hari bertengkar? hanya penyesalan adanya tetapi ternyata pilihan mereka tepat sampai saat ini dan tetap terjaga.

"Dini hari ya? Selamat bertemu kembali! Ini hanya cerita yang tidak jelas. Semoga dapat dimengerti"



0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Categories

Followers

Blogger news